Cak Muk Sang Master Sambal Segar dari Mojokerto

Mungkin terasa aneh terdengar di telinga kita, ketika mendengar istilah “sambal segar”, karena kita sudah terbiasa mengidentikkan segar itu dengan buah atau sayur. Namun sambal segar di sini tak lain adalah sebutan lain dari “sambal mentah” yang sudah lebih populer di telinga orang Jawa, tentu saja sambal mentah ini telah dipadu dengan resep khas sehingga sangat berbeda dengan sambal mentah biasa. Hebatnya lagi, justru dari resep sambal segar inilah seorang Cak Muk seolah telah menjadi icon sambal di kota Mojokerto. Karena bagi masyarakat Mojokerto dan sekitar, ketika kita membicarakan perihal sambal, maka spontan kita akan teringat kepada sambal segar ala Cak Muk. Kini nama Cak Muk menjadi sangat populer seiring populernya Warung Lesehan Cak Muk yang dirintisnya. Keberhasilan tidak datang dengan sendirinya, tapi harus diperjuangkan. Nampaknya Cak Muk, sapaan akrap dari Abdoel Mukti, menyadari benar ungkapan ini. Dengan perjuangan yang keras dan motivasi yang penuh dari Diana Agustin, istri Cak Muk, ia berhasil mengubah nasibnya dari seorang penjaga toko menjadi seorang pengusaha sukses.

Berawal dari sekedar iseng untuk buka usaha makanan , setelah sebelumnya tiga tahun bekerja di sebuah toko pakaian di kawasan jalan Majapahit Mojokerto, ia memutuskan keluar untuk mencoba mencari pengalaman baru dan tentunya mencari penghasilan yang lebih baik dari sebelumnya, mengingat saat itu dia sudah dikaruniai putera yang menuntut penghasilan tambahan dari sekedar gaji bulanan yang dia dapat sbelumnya.

Perjalanan karir pemuda Mojokerto ini, benar-benar dirintis dari awal. Orang tua Cak Muk hanyalah penjual nasi pecel, namun dari usaha orang tua itulah, perlahan tapi pasti telah membangun jiwa usaha dari sosok Cak Muk. Tidak jarang Muk kecil terbiasa membantu orang tuanya di dapur menyiapkan jualannya. Bahkan, setelah ia memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagi penjaga toko, bukan lantas keinginannya untuk buka usaha sendiri bisa segera terealisasi, warung pecel orang tuanya lah yang kembali sebagai jembatan hingga akhirnya ia mengawali buka usaha di tahun 2000.

Dengan modal awal Rp. 300.000, ia mencoba peruntungan untuk buka warung lesehan di depan BRI pasar Tanjung Mojokerto, yang kemudian bergeser persis di depan pasar (sebelah barat penjara) karena tempat yang ia tempati dibangun tempat ATM. Dengan modal awal tersebut, saat itu dirasakan sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan-bahan makanan, namun dengan telaten dan kesabaran serta motivasi yang tinggi, Cak Muk berhasil membawa Warung Lesehan yang lebih dikenal dengan “Special Sambel Segar “nya dikenal masyarakat, tidak hanya warga Mojokerto tapi juga banyak penikmat warung lesehan Cak Muk yang datang dari luar kota, sehingga wajar kalau kini ia berhasil membangun dua cabang lain , tepatnya di Jl. Sersan Harun dan Jl. Pahlawan di Mojokerto.

Bahkan, dikarenakan image masyarakat yang sudah sedemikian luar biasa terhadap warung lesehan Cak Muk, baik dari segi rerep dan pelayanan serta konseo warung lesehan yang bernuansa kekeluargaan, kini Cak Muk kebanjiran tawaran kerjasama dari beberapa pengusaha untuk membuka cabang baru di beberapa tempat di dalam dan daerah di luar kota Mojokerto.

Kebiasaan masyarakat yang tidak pernah lepas dari berbagai macam menu makanan pedas, ternyata menjadi ladang bisnis yang sangat empuk bagi Cak Muk, sehingga Lelaki yang tahun 2010 kemaren menjalankan ibadah haji bersama istri ini, menjadikan sambel segar menjadi Icon dan menu khas di warung lesehannya, dengan racikan dan bumbu-bumbu khusus, menjadikan lidah konsumen terhipnotis sehingga ketika orang ingin mencari makanan yang pedas dan khas, Warung Cak Muk jawabannya.

Disamping menu makanan yang khas dan sedap, kelebihan dari warung ini adalah cakap dalam memberikan pelayanan kepada konsumen, “ Keakrapan karyawan-karyawan kami dengan konsumenlah yang membuat nyaman para konsumen untuk berlama-lama dan kembali ke warung ini “, tutur Cak Muk. Saat kami berkunjung dan mencoba mencicipi masakan di warung ini, terpampang dengan jelas di dinding-dinding warung, layanan suara konsumen lengkap dengan nomer telepon, agar bisa dihubungi untuk menerima masukan dan kritik dari konsumen.

Ada yang unik di lesehan Cak Muk, di sini pengunjung akan ditawarkan juga sebuah menu yang tidak ditemui di tempat lain, yaitu “Gurami Edan”, Ketika kami bertanya kenapa menu satu ini dinamakan Gurami Edan, Cak Muk menjawab dengan semangat “ Pedasnya!”, maksudnya adalah, pengunjung akan menikmati gurami segar yang digoreng atau dibakar dengan paduan sambal yang super pedas, tentu saja ini sangat cocok bagi para pengunjung yang hobi pedas, “dijamin edan pedasnya” kata Cak Muk menambahkan sambil tertawa.

Kelebihan lain, diwarung ini konsumen dimanja dengan konsep prasmanan, sehingga siapapun yang berkunjung ke warung lesehan ini, layaknya makan bersama keluarga di dapur sendiri, bahkan nasi bisa diambil sepuas-puasnya. Cak Muk pun sadar betul terhadap kebutuhan wajib para pengunjungnya, sehingga Cak Muk menambah fasilitas mushola untuk para pengunjungnya yang mungkin ingin melaksanakan ibadah sholat.

Kedepan, Cak Muk ingin menjadikan warung lesehannya dalam konsep Franchise, karena ia sadar betul akan persaingan di bisnis kuliner yang kian hari semakin tinggi, Dia akan terus mencoba untuk mengikuti perkembangan usaha demi meningkatkan valensi dan usaha yang ia geluti.

Bagi dia, dalam usaha tidak boleh setengah-setengah . Ketika sudah berani melangkah, maka kita harus siap untuk terus ikhtiyar dan focus, kegagalan atau hambatan dalam usaha, adalah sebuah proses pertanda kita sudah semakin dekat kepada keberhasilan, kuncinya harus sabar dan telaten serta jangan takut untuk menciptakan inovasi-inovasi baru. Disamping itu, kepribadian yang rendah hati juga menjadi sangat penting untuk menjadi pendamping setiap usaha yang kita geluti.

Terlepas dari itu semua, kemudahan demi kemudahan dalam usaha yang dia rintis sehingga menjadi besar seperti saat ini, Cak Muk sangat menyadari itu semua atas pemberian Allah SWT yang setiap saat ia selalu syukuri . Prinsip hidup , tentang “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya”, menjadikan ia semakin semangat berusaha dan menjalin kedekatan dengan Allah. Dengan harapan, apa yang ia usahakan selama ini, juga menjadikan kemanfaatan tidak hanya buat diri dan keluarga pribadi Cak Muk, tapi juga kemanfaatan kepada yang lain , khususnya jg kepada para pegawai yang telah membantu usaha warung lesehan ini.

Tinggalkan komentar